Pages

Thursday, July 3, 2014

Security Attack

Security attacks atau serangan terhadap sistem keamanan jaringan komputer, adalah suatu usaha untuk mengetahui fungsi di dalam suatu sistem komputer. Secara sederhana, alur informasi yang benar adalah mengalir dari sumber informasi ke tujuan informasi tanpa ada gangguan selama perjalanan dari sumber ke tujuan, dan tidak ada informasi yang hilang selama perjalanan tersebut. Security attack merupakan Segala bentuk pola, cara, metode yang dapat menimbulkan gangguan terhadap suatu sistem komputer atau jaringan.
 
Bentuk-bentuk dasar Security Attack :
1.    Interruption (interupsi layanan)
Pola ini bekerja dengan menghancurkan suatu aset sistem, sehingga tidak lagi tersedia atau tidak lagi bisa digunakan. Metoda ini adalah Serangan terhadap layanan availability system. Pada serangan ini Perangkat sistem menjadi rusak atau tidak tersedia.

Contoh :
a.    Perusakan suatu item hardware
b.    Pemutusan jalur komunikasi
c.    Disable suatu sistem manajemen file
d.    Denial of service attack

Serangan interruption bisa dilakukan terhadap komputer dan server. Serangan terhadap komputer dilakukan dengan merusak Harddisk, memotong kabel koneksi, dll. Sedangkan serangan terhadap server berupa Denial of Service Attack (Dos Attack) dan DDoS Attack.  Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash.
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:
•    Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.
•    Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding.
•    Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server.

Distributed DoS Attack lebih canggih dibanding DoS Attack biasa. Serangan ini menggunakan beberapa buah komputer sekaligus yang sudah di susupi dengan Trojan Horse agar dapat menjadi zombie untuk dikendalikan dari jauh oleh penyerang. Setalah si penyerang merasa sudah memiliki jumlah host zombie yang cukup,  komputer master akan memberikan sinyal penyerangan terhadap jaringan server. Skema serangan DDoS Attack ini sederhana, hanya saja dilakukan oleh banyak host zombie sehingga menciptakan lalulintas jaringan yang besar. Akibatnya akan memakan banyak bandwith jaringan target dan akhirnya mengalami “downtime”.
Beberapa tools/software yang digunakan untuk melakukan serangan serperti ini adalah TFN,  TFN2K,  Trinoo,  Stacheldraht,  SLOWLORIS (DDoS tools yang dibuat oleh Rsnake, sangat powerful untuk check IIS server dan web aplikasi), HULK (DDoS tools untuk melakukan load terhadap http request), THOR HAMMER (tools ddos yang bisa dilakukan dengan menggunakan Tor application, terutama untuk server yang berbasis apache), dan LOIC yang dapat didownload di internet secara bebas.
Kegiatan interruption di atas dapat di antisipasi dengan beberapa cara proteksi berikut:
•    Internet Firewall: untuk mencegah akses dari pihak luar ke sistem internal. Firewall dapat bekerja dengan 2 cara, yaitu menggunakan filter dan proxy. Firewall filter menyaring komunikasi agar terjadi seperlunya saja, hanya aplikasi tertentu saja yang bisa lewat dan hanya komputer dengan identitas tertentu saja yang bisa berhubungan. Firewall proxy berarti mengizinkan pemakai dalam untuk mengakses internet seluas-luasnya, tetapi dari luar hanya dapat mengakses satu komputer tertentu saja.
•    Menutup service yang tidak digunakan.
•    Adanya sistem pemantau serangan yang digunakan untuk mengetahui adanya tamu/seseorang yang tak diundang (intruder) atau adanya serangan (attack).
•    Melakukan back up secara rutin.
•    Adanya pemantau integritas sistem. Misalnya pada sistem UNIX adalah program tripwire. Program ini dapat digunakan untuk memantau adanya perubahan pada berkas.
•    Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi dalam peraturan / Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus mengingat karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional.
•    Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan cybercrime.
2.    Interception (pengalihan layanan) 
Merupakan ancaman terhadap kerahasiaan (secrecy). Informasi yang ada disadap atau orang yang tidak berhak mendapatkan akses ke komputer dimana informasi tersebut disimpan.
Intersepsi secara definisi merupakan Penyingkapan/pembocoran informasi. Pengaksesan aset informasi oleh orang yang tidak berhak (misalkan terhadap program atau komputer). Pola ini merupakan pengerangan terhadap layanan confidentiality suatu arus/aliran lalu-lintas informasi.

Contoh :
a.    Pencurian data pengguna kartu kredit
b.    Penyadapan (wiretapping)

3.    Modification (pengubahan)
Maksud dari pengubahan disini, Pihak yang tidak berwenang tidak saja berhasil mengakses, akan tetapi dapat juga mengubah aset informasi. Atau bisa juga merupakan Pengaksesan data oleh orang yang tidak berhak, kemudian ditambah, dikurangi, atau diubah setelah itu baru dikirimkan pada jalur komunikasi. Metode atau pola ini merupakan jenis serangan terhadap layanan integrity.
Contoh :
•    Mengubah isi dan website dengan pesan-pesan yang merugikan pemilik website.
•    pengubahan suatu nilai file data

Contoh-Contoh Penyerangan jenis Modification
1.     Kejahatan yang berhubungan dengan nama domain . Nama domain (domain name) digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan merek dagang. Namun banyak orang yang mencoba menarik keuntungan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Pekerjaan ini mirip dengan calo karcis. Istilah yang sering digunakan adalah cybersquatting. Masalah lain adalah menggunakan nama domain saingan perusahaan untuk merugikan perusahaan lain. (Kasus: mustika-ratu.com) Kejahatan lain yang berhubungan dengan nama domain adalah membuat “domain plesetan”, yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. (Seperti kasus klikbca.com) Istilah yang digunakan saat ini adalah typosquatting.
2.    Berita jpnn.com( 27/02/2013) menulis bahwa Badan reserse kriminal (Bareskrim) Polri melalui Subdit Cyber Crime mencatat lebih dari 350 kasus pidana cyber pernah terjadi di Indonesia. Yang terbaru adalah aksi Wildan hacker asal Jember Jatim yang berhasil menembus tampilan website resmi Presiden RI.
3.    Pada tanggal 17 April 2004, Dani Hermansyah melakukan deface dengan mengubah nama-nama partai yang ada dengan nama-nama buah dalam website kpu . Hal ini mengakibatkan keprcayaan masyarakat terhadap Pemilu yang sedang berlangsung pada saat itu menjadi berkurang. Dengan berubahnya nama partai di dalam website, maka bukan tidak mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan bisa diubah.
4.      Denpasar – Para nasabah Bank Central Asia (BCA) di Kuta, Bali, resah bukan kepalang. Uang di rekening mereka berkurang tanpa melakukan transaksi sebelumnya. Polisi tengah menyelidiki kasus ini. Total ada 10 orang nasabah BCA yang kehilangan uang tanpa proses transaksi. Selain di Kuta, kasus serupa juga menimpa nasabah BCA di Denpasar.Hilangnya uang tersebut diketahui saat nasabah tersebut akan bertransaksi di BCA Kuta. Jumlah uang nasabah yang lenyap diperkirakan mencapai puluhan juta. Uang nasabah yang lenyap antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Lenyapnya uang nasabah diduga terjadi secara serentak, hanya dalam rentang waktu antara 16-19 Januari 2010. (news.detik.com/19/01/2010)
5.    indosiar.com, Bandung. Aparat Polsekta Lengkong, Bandung, Jawa Barat, meringkus seorang tersangka pelaku kejahatan cyber crime.EZR alias Richard Lopez, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, diamankan di Mapolsekta Lengkong, setelah ditangkap disebuah warnet. Tersangka pelaku kejahatan cyber crime atau dikenal dengan istilah carding ini diduga telah berhasil melakukan transaksi sejumlah barang pesanan lewat internet menggunakan kartu kredit orang lain yang telah digandakan, hingga menghasilkan kartu kredit baru yang memiliki akses dan dana.Tersangka mengaku kepada petugas sudah melakukan aksi kejahatannya sejak tahun 2001 lalu. Dalam aksi kejahatannya melalui sebuah website di internet, tersangka berhasil melakukan transaksi sejumlah barang dari Belanda dan Finlandia.Dari seluruh hasil kejahatan tersangka, aparat baru berhasil menyita sebagiannya saja, diantaranya seperangkat komputer, sebuah tenda dan tiga buah alat tato senilai 40 juta rupiah. Aparat masih mengembangkan kasus untuk bisa mengungkap jaringan carding lai
4.    Fabrication (produksi - pemalsuan)
Pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Atau seorang user yang tidak berhak mengambil data, kemudian  menambahkannya dengan tujuan untuk dipalsukan. Fabrication merupakan serangan terhadap layanan authentication.
Contoh :
Memasukkan pesan-pesan palsu seperti email palsu ke dalam jaringan computer.

Contoh kasus dalam :
Data diddling, diartikan sebagai suatu perbuatan yang mengubah data valid atau sah dengan cara yang tidak sah, yaitu dengan mengubah input data atau output data. Tindakan ini dapat dikategorikan sebagai tindak pidana pemalsuan surat (Pasal 263 KUHP). Upaya yang dilakukan oleh BPHN yang melakukan penafsiran terhadap berbagai ketentuan yang ada khususnya ketentuan KUHP terhadap aktivitas cybercrime, kiranya sudah cukup baik dalam upaya menanggulangi aktivitas cybercrime yang sudah sangat nyata berada di tengah-tengah kita, meskipun baru sebatas suatu upaya untuk mengisi kekosongan hukum. Akan tetapi sebagaimana telah disebutkan di muka, perbedaan konsep mengenai ruang dan waktu dari ketentuan hukum Pidana dengan sifat khas dari cybercrime, dapat membawa kesulitan dalam penerapannya, bahkan untuk beberapa pasal penerapan KUHP terhadap aktivitas di cyberspace patut untuk dipertanyakan.
Modus membobol Citibank ini sederhana, hanya manipulasi data dan mengalihkan dana nasabah ke rekening tersangka. Tersangka menggunakan trik menyulap blangko investasi kosong yang ditandatangani nasabah untuk pencairan dana. Tingkat kepercayaan tinggi dari nasabah kepada tersangka yang telah bekerja selama 20 tahun di Citibank membuat pelaku dengan mudah mengeruk uang dalam jumlah besar.
Kenyataan ini makin mengiris tipis kepercayaan masyarakat pada dunia perbankan. Bagaimana tidak, selama ini kita sering dibuai promosi perbankan mengenai kehebatan dan keandalan teknologi. Begitu pula sistem dan standar prosedur yang sudah relatif lebih baik dari sisi keamanannya.
Namun, seiring dengan hal itu kita juga disodori banyaknya kasus penipuan dan pembobolan (fraud) yang dilakukan oleh oknum internal perbankan itu sendiri. Menurut saya, ada tiga hal mendasar yang menyebabkan kasus pembobolan bank di Indonesia kian hari kian mengkhawatirkan.
Pertama: rusaknya fungsi hukum sebagai rambu-rambu kejahatan.Selama ini tidak ada hukuman berat terhadap pelaku pembobol bank sehingga kemudian beredar pemeo di kalangan pembobol bank, ”Kalau membobol bank jangan tanggung-tanggung. Yang besar sekalian. Setelah itu cukup keluar beberapa miliar rupiah untuk oknum penegak hukum maka semuanya akan beres.”
Kedua: lemahnya sistem pengawasan Bank Indonesia (BI) mengingat keterbatasan SDM sehingga mereka mengalami kesulitan mengawasi kantor-kantor cabang terutama di daerah-daerah, meskipun di daerah itu terdapat kantor perwakilan BI. Dalam hal ini, bank sentral itu mestinya bisa menggunakan instrumen forum bankir di daerah untuk memperbaiki kontrol internal bank.
Ketiga: lemahnya koordinasi BI pusat dan daerah. Fungsi monitoring BI hanya mengandalkan laporan bank itu. Akses BI ke informasi bank sangat terbatas sehingga jika terjadi pembobolan, sudah terlambat bagi BI untuk melakukan sesuatu. Kondisi inilah yang perlu dibenahi, artinya ke depan BI tidak boleh hanya mengandalkan laporan dari bank, namun harus proaktif menggali informasi di luar laporan bank.
Phising Mail,Email yang seolah-olah dikirim dari bank di tempat kita menyimpan uang, dari situs tempat kita membeli barang secara online. Bila kita login ke dalam situs palsu tersebut maka situs itu akan mencuru username dan password yang akan merugikan kita.
Berasal dari bahasa Inggris yang berarti pengelabuan. Phishing berupa webpage yang alamatnya mirip dengan web aslinya. Misalnya www.klikbca.com diubah menjadi www.clickbca.com atau www.klikkbca.com. Jika dilihat dari ketiganya memiliki pelafalan yang sama, tetapi tujuanya berbeda. Klick BCA bertujuan untuk mengakses suatu alamat bank swasta di Indonesia, tetapi click BCA bertujuan ke suatu komputer dimana pemiliknya mengetahui username dan password anda jika anda memasuki web tersebut.

Kerugian dari Fabrication
1.    Jika korbannya adalah web e-commerce (seperti amazon.com, klickbca.com) gagalnya sistem keamanan walau hanya beberapa menit/jam akan sangat menurunkan income perusahaan.
2.    Jika perusahaan,bisa jadi rencana-rencana pengembangan diketahui oleh perusahaan saingan atau sistem di dalam dirusak sehingga mengganggu proses produksi.
3.    Jika institusi militer maka dokumen-dokumen rahasia berupa pengembangan-pengembangan sistem keamanan bisa dibajak oleh pihak-pihka yang menginginkannya.
4.    Jika organisasi politik atau pemerintah,hal ini akan membuat efek yang buruk bagi organisasi/institusi tersebut tergantung apa yang dilakukan cracker.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Stalling, William, 2005, Cryptography and Network Security Principles and Practices, New Jersey  : Prentice Hall
http://simplebrian.blogspot.com/2012/12/security-attack-cryptography-and-art-of.html
http://yuliazone-kepiting.blogspot.com/2011/03/aspek-keamanan-komputer.html
http://enduser666.wordpress.com/2009/04/23/serangan-kemanan-security-attack/
http://dwimuri.wordpress.com/2013/11/23/keamanan-internet/
http://infokomq.blogspot.com/2011/01/serangan-pada-jaringan-komputer.html
http://informasilive.blogspot.com/2013/04/keamanan-jaringan.html
http://blog.uad.ac.id/sutarto/index.php/2009/10/serangan-keamanan-security-attack-%E2%80%93-klasifikasi-serangan-%E2%80%93-metode-serangan/comment-page-1/#comment-1909



No comments:

Post a Comment